Rabu, 08 Oktober 2014



PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMBANGUN BRAND PERUSAHAAN


A.       Pengertian Public Relation
Menurut Public Relations Society Of America (PRSA) yang dikutip dari Lattimore, Baskin, Heiman dan Toth (2010) bahwa Public Relations merupakan sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi. Para praktisi Public Relations berkomunikasi dengan masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat. Mereka juga mengembangkan, melaksanakan, mengevaluasi program organisasi yang mempromosikan pertukaran pengaruh serta pemahaman diantara konstituen organisasi dan masyarakat.
Menurut kamus Institut of Public Relations (IPR) terbitan bulan November 1978 yang dikutip dari Edy Sahputra dan Faulina (2011) disebutkan bahwa “Praktik humas atau Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”. Penulis juga menambahkan definisi Public Relations menurut Frank Jefkin yang dikutip dari Edy Sahputra dan Faulina (2011) bahwa Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam atau ke luar, antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya dalam rangka mencapai tujuantujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Menurut beberapa ahli, definisi Public Relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, serta memfasilitasi perubahan organisasi. Sehinggaupaya yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya sehingga dapat mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Berdasarkan paparan di atas, dapat dismpulkan bahwa Public Relations atau humas adalah bidang yang berkaitan dengan penciptaan serta pemeliharaan citra dari perusahaan, institusi, pemerintah, serta figur-figur ternama seperti selebritis dan politisi. Dari waktu ke waktu, kebutuhan akan pelaku public relations selalu meningkat. Klien-klien yang dilayani bisa dari pemerintahan, institusi pendidikan, organisasi, industri, perusahaan, club olahraga, pelaku dunia hiburan, rumah sakit, dan lain-lain. Bidang public relations melibatkan para tenaga ahli untuk melancarkan tugas diantara penerbit, pakar media, analis, dan ahli komunikasi. Humas pada sebuah perusahaan dalam menjalankan fungsinya tidak jauh berbeda dengan fungsi humas lembaga pemerintah. Yang membedakan adalah, tanggung jawab seorang humas atau public relations perusahaan yaitu melaksanakan penyampaian informasi tentang kepada kepada customer, baik pelanggan tetap maupun calon pelanggan dengan lengkap dan data yang akurat.

B.      Pengertian Brand Image
Brand Image menurut Kottler (2003 : 570) “image is the of beliefs, ideas, and impresssions that a person holds of an object.” Image adalah sekelompok kepercayaan–kepercayaan, gagasan-gagasan dan kesan-kesan yang diperoleh seseorang terhadap suatu obyek sehingga image sangat berpengaruh dalam pemasaran terhadap suatu produk atau jasa dimana kepercayaan, ide dan kesan konsmen terhadap suatu objek tersebut akan membuat konsumen tertarik dan mau membuat tindakan atas obyek yang berkesan bagi konsumen tersebut.
Produk atau jasa harus memiliki image yang kuat sehingga memberikan kepercayaan, gagasan dan kesan yang baik pada konsumen. Menurut Kottler (1993:5) ada 3 faktor pembentuk brand image, yaitu :
       Favorability of brand association adalah asosiasi merek diamana konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh merek akan dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka sehingga mereka membentuk sikap positif terhadap merek.
       Strength of brand association adalah kekuatan asosiasi merek tergantung pada bagaimana informasi masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana proses bertahan sebagai bagian dari citra merek. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari jumlah pengolahan informasi yang diterima pada proses ecoding. Ketika seorang consumen secara aktif menguraikan arti informasi suatu produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan konsumen. Pentingnya asosiasi merek pada ingatan konsumen tergantung pada bagaimana suatu merek tersebut dipertimbangkan.
       Uniqueness of brand association adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau harus terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus diciptakan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk memilih suatu merek tertentu.

C.         Peran PR terhadap Pembentukan Brand
Menurut Kusumastuti (2002) yang dikutip dari Ardianto (2009) menjelaskan bahwa taktik PR serupa dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan pengetahuan, perasaan, dan perilaku komunikan (penerima pesan). Praktik PR juga bertujuan untuk membentuk dan mempertahankan perasaan, serta perilaku positif masyarakat luas terhadap organisasi, lembaga, atau perusahaan. Tujuan praktik PR adalah membuat publik dan organisasi, lembaga, atau perusahaan saling mengenal baik kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing.
Menurut Scott M. Cultip & Allen H. Center (1932) yang dikutip dari Edy Sahputra dan Faulina (2011) bahwa dari sekian banyak hal yang dijadikan tujuan PR sebuah perusahaan, beberapa hal yang pokok diantaranya, antara lain :
1.   Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
2.   Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
3. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka memperoleh pengakuan.
4.   Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar baru.
5.   Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
6.   Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
7.   Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
8.   Untuk meyakinkan khalayak bahwasannya perusahaannya mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
9.   Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan (take over) oleh pihak lain.
10. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.
11. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pemimpin perusahaan, organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
12. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
13.Untuk memastikan bahwasannya para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.

D. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa teori dan pendapat tersebut, dapat disimpulkan  bahwa tujuan public relations adalah membuat publik dan organisasi, lembaga, atau perusahaan saling mengenal baik kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing sehingga mampu meningkatkan citra perusahaan/lembaga yang bersangkutan dengan kepentingan perusahaan dan publik dapat berjalan secara harmonis. ningkatkan. Atau secara ringkas dapat dikatakan bahwa public relations dapat meningkatka brand image perusahaan.









Senin, 08 September 2014

Contoh Press Release

ERITA DARI PT TRISAKTI
PRESS RELEASE
Jakarta, 9 September 2014

ECOENERGY AMAN DIKONSUMSI
PT. Trisakti telah meproduksi minuman Isotonik, EcoEnergy yang memiliki aneka rasa sejak tahun 2006. EcoEnergy merupakan minuman penambah konsentrasi yang tidak menyebabkan munculnya penyakit berbahaya seperti Lupus. Di tahun 2008 EcoEnergy mengganti labelnya dengan label baru.
 Fatin Fauzia, Marketing Director PT Trisakti dalam Press Conference menyatakan, “Bahan pengawet yang terkandung dalam EcoEnergy telah diperiksa oleh BPOM dan tidak menyebabkan Penyakit Lupus seperti yang selama ini diisukan. Kami berharap dengan adanya pencantuman label baru ini, masyarakat tidak perlu merisaukan berita yang tak ada buktinya. EcoEnergy sejak dulu hingga kini tetap aman dikonsumsi.
EcoEnergy sebagai minuman Isotonik memiliki kualitas yang baik. Penjualan EcoEnergy sejak tahun 2006 dapat mengalahkan para pesaingnya dengan inovasi sendiri. EcoEnergy juga memiliki berbagai rasa buah baru.
PT. Trisakti adalah perusahaan yang telah berdiri selama 30 tahun dan memiliki lebih dari 11 anak perusahaan. Sejak bergabung dengan Danone, nama perusahaan yang memiliki tempat produksi di Jakarta ini telah menjadi lebih terkenal. EcoEnergy merupakan salah satu produk andalannya. PT.Trisakti merencanakan akan memproduksi rasa baru EcoEnergy atas permintaan masyarakat.

ENDS

Damayanthu Putric, Press Officer
PT. Trisakti
08123456789

Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk kami, silahkan hubungi :
Aisyah Telp: (021)5455565 Customer Service Manager Fax:(021)5455564
PT. Trisakti.
Grogol, Jakarta Barat.

Perusahaan yang memiliki E-PR

Beberapa perusahaan yang memiliki Online PR / E-PR  melalui medi Twitterr
Berikut daftaar perusahaan yang mempunyai twiter follower terbanyak;
  1. Twitter Inc 5.8 Juta followerdaftar perusahaan dengan twitter follower terbanyak
  2. YouTube 3.8 juta follower
  3. Google Inc 3.4 juta follower
  4. Whole food market 1.99 juta follower
  5. Jet Blue Airways 1.64 juta follower
  6. Starbucks Corps 1.59 juta follower
  7. Dell 1.58 juta follower
  8. Amazon Inc 1.55 juta follower
  9. Facebook 1.3 juta follower
  10. Southwest Airlines 1.16 juta follower
- See more at: http://lembing.com/daftar-perusahaan-yang-mempunyai-twitter-follower-terbanyak-di-dunia-dan-indonesia/#sthash.S8HzImYE.dpuf

Perbedaan E-Public Relation dengan Public Relation Konvensional


E-public relations adalah kegiatan kehumasan yang dilakukan di dunia Internet. Seluruh kegiatan kehumasan dapat dilakukan didalam internet dari mulai melakukan kegiatan publikasi sampai melakukan customer relations management juga dapat dilakukan di Internet.

Sedangkan pengertian Public Relations konvensional adalah suatu kegiatan Public Relations yang dilakukan pada umumnya di dunia nyata, secara fisik dan bertatap muka langsung serta kegiatan-kegiatan humasnya bersifat langsung juga terhadap publik. Sehingga dengan demikian terjadi sebuah rasa saling percaya antara kedua belah pihak dalam menjalin sebuah kerja sama

Beberapa perbedaan E-Public Relations dengan Public Relations Konvensional, yaitu antara lain :

 Respon yang terjadi cepat, internet dapat merespon secara cepat dengan sema permasalahan dan pertanyaan dari para prospek dari pelanggan. Sedangkan PR konvensional tidak dapat merespon dengan cepat permasalahan, tetapi harus mengadakan riset dan survei secara manual terlebih dahulu.

 Komunikasi yang terjadi konstan, dalam arti internet tidak pernah tidur dengan target audiensnya diseluruh dunia dan mampu bekerja 24 jam non stop. Sedangkan dalam PR konvensional tidak seperti itu, hanya dalam waktu tertentu dan jarak tertentu saja.

 Interaktif, dengan adanya internet para praktisi PR memperoleh feedback dari pelanggan atau pengunjung websites perusahaan. Sedangkan PR konvensional feedbacknya dengan cara bertatap muka langsung dan berkomunikasi langsung.

 PR konvensional sangat bergantung pada perantara (reporter atau wartawan), sedangkan E-PR pesan-pesan yang disampaikan langsung disampaikan kepada target.

 Dalam E-PR biaya yang dikeluarkan menjadi cukup hemat karena dengan adanya internet, oleh sebab itu praktisi PR dan perusahaan tidak harus mengeluarkan budget yang banyak, karena cukup dengan memberikan informasi secara jelas melalui website, semua orang bisa melihatnya. Sedangkan dalam PR konvensional ketika melakukan program harus mengeluarkan biaya besar.